Prasangka
dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada teorinya
prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu sikap,
prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan
melakukan tindakan yang negatif.
Contoh
prasangka adalah adanya persaingan antar individu secara berlebihan dalam suatu
lingkungan, misalnya persaingan antar karyawan dalam suatu tempat kerja.
Sedangkan contoh
diskriminasi adalah Cina sebagai kelompok minoritas, sering menjadi sasaran rasial,
walaupun secara yuridis telah menjadi warga negara Indonesia dan dalam UUD 1945
Bab X Pasal 27 dinyatakan bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan.
Apabila
muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial
lain, atau terhadap suku bangsa , kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan
menimbulkan pertentangan-pertentangan yang lebih luas. Suatu contoh :
Beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja bisa menjadi luas
dan melibatkan sejumlah orang, misalnya akibat berebut pacar antar geng motor
bisa menyebabkan kerusuhan dan meresahkan orang lain. Hal itu berdampak buruk
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Mengatasi Dampak
Prasangka
- Perbaikan kondisi sosial ekonomi, dengan program pemerataan pembangunan oleh pemerintah.
- Perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga Indonesia, tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas saja.
- Sikap terbuka dan sikap lapang serta selalu menjalin komunikasi dua arah agar tidak terjadi kecurigaan antara satu orang dengan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar