Hubungan
ilmu pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu
tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu
tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Yang
dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi
tiga syarat utama yaitu :
a.
Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
~
memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan
impor.
~
jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang
ada.
~
menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan,
sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
~
memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan Sosial, meliputi :
~
memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
~
menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
~
menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan
bertambahnya pengangguran.
~
membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur
agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga
terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
Persyaratan
Ekonomik, yaitu :
~
membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal
~
mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal,
regional dan nasional
~
menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
~
dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang
sehat.
Teknologi,
selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika
tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi
adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin
bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyaiseperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal
ini berhubungan eratdengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti
tidak adanya akses terhadap pendidikandan pekerjaan yang mampu mengatasi
masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yanglayak sebagai warga negara.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahamiistilah ini secara
subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moraldan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan. Istilah”negara berkembang” biasanya digunakan untuk merujuk kepada
negara-negara yang “miskin.”
Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank
Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD
$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$2/hari.”[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan
ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada
periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga
mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran
kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif
masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini
keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,
karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi
pada bidang ekonomi.
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
Penyebab
kemiskinan
Kemiskinan
banyak dihubungkan dengan:
*
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
*
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
*
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
*
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
*
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil
daristruktur sosial.
Kaitan
teknologi dan kemiskinan
Teknologi
dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk
memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”
sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu
badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan
proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung
ilmu pengetahuan di dalamnya.
Bila
ditelaah, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya
menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan
ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh
eksistensinya. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi
harus bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap
masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian etis terhadap obyek
penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan segala
akibat sosialnya.
Dalam
hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia
lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi
dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber
:
http://juhend.wordpress.com/2012/11/03/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
Contoh
kasus :
Baru-baru
ini, seorang anak laki-laki bernama Cheng yang baru berumur 11 tahun nekat
mencuri uang seorang wanita sebesar 20.000 RMB atau setara dengan Rp 30 juta
hanya demi bermain game online kesayangannya.Kejadian tersebut terjadi di
Xianning Country, China. Cheng yang hobi bermain game online, nampaknya
kehabisan uang untuk bermain game kesayanganya, ia pun nekat mencuri uang
seorang wanita yang bernama Li. Setelah Cheng mencuri uang wanita tersebut,
Cheng langsung menuju warnet setempat untuk memuaskan hasratnya bermain game
online serta membeli beberapa barang dari game online tersebut.
Li
yang menyadari uangnya telah hilang, ia langsung melaporkan kejadian tersebut
kepada pihak kepolisian. Tanpa waktu lama, polisi akhirnya menangkap Cheng yang
diketahui mencuri uang tersebut. Ketika Cheng pertama kali ditangkap, ia tidak
mengakui perbuatan tersebut. Akan tetapi, setelah polisi melakukan interogasi
selama 5 jam, akhirnya anak laki-laki tersebut mengakui perbuataannya.Ketika
ditanyain pihak kepolisian mengenai uang tersebut, Chen mengungkapkan baru
menghabiskan uang tersebut sebesar 266 dollar AS atau sekitar Rp 2,5 juta.
Sumber
: http://gadgetan.com/seorang-anak-nekat-mencuri-uang-rp-30-juta-demi-bermain-game-online/25722
Tanggapan
: Menurut saya dizaman modern seperti sekarang anak-anak sudah terlalu asik
dengan hal-hal berbau teknologi canggih seperti handphone, internet, game
online dan lain-lain. Orang tua kurang mengawasi anak-anak nya sehingga mereka
terlalu melampaui batas. Dari contoh diatas kita bisa mengetahui bahwa
anak-anak dizaman sekarang sudah menggangap teknologi canggih adalah mainan
bagi mereka sehingga mereka melakukan segala cara untuk mendapatkan nya
termasuk dengan cara mencuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar