Rabu, 12 November 2014

Kehidupan Masyarakat Pedesaan di Lombok (NTB)

Sasak adalah penduduk asli Pulau Lombok. Seperti juga kelompok etnik lain di Indonesia, suku Sasak berasal dari keturunan Austronesia yang bermigrasi dari daratan Asia sekitar 5.000 tahun SM dan tinggal di daerah-daerah di Asia Tenggara sampai ke Kepulauan Pasifik Selatan. Saat ini 85% dari populasi Lombok adalah suku Sasak. Meskipun Lombok sangat dipengaruhi oleh budaya Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu Bali tetapi suku Sasak di Lombok mayoritas memeluk Islam.
Suku Sasak dikenal dengan keyakinan Wektu Telu yaitu kepercayaan Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu, Buddha, dan kepercayaan tradisional kuno lainnya. Walaupun suku Sasak memeluk keyakinan Wektu Telu tetapi mereka tetap melaksanakan salat wajib lima waktu. Ada juga minoritas kecil memeluk keyakinan yang disebut Bodha yaitu kepercayaan animisme dan Buddhisme. Dua kelompok agama ini hidup harmonis bermasyarakat.
Desa Sasak paling kuno adalah Desa Bayan, berada dekat kaki Gunung Rinjani yang merupakan kubu Wektu Telu. Akan tetapi yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah Desa Sade dan Desa Rembitan, di dekat Mataram. Masyarakat desa tersebut memilih mengabaikan modernisai dunia luar dan lebih memilih untuk terus melestarikan tradisi lama mereka.
Sebagian besar suku sasak bekerja sebagai petani, sementara kaum perempuan lebih mahir menenun, memproduksi kain ikat Lombok yang indah. Rumah di Sade dibangun berbaris dimana yang paling menonjol dan khas Lombok adalah lumbung padi yang didirikan di atas empat tumpukan kayu dengan atap berbentuk topi terbuat dari alang-alang atau rumput gajah. Padi dimasukkan melalui jendela terbuka. Beruga atau ruang upacara berdiri di atas enam pilar dan atapnya juga terbuat dari  rumput gajah, memberikan suasana sejuk ketika cuaca terik dan hangat pada malam hari yang dingin. Rumah adatnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu dapur, kamar tidur dan ruang tamu.
Tari dan drama di Lombok terkait dengan identitas budaya. Meskipun budaya Sasak dipengaruhi Bali dan Jawa tetapi perpaduan budaya di Lombok merupakan hal yang unik dan berbeda. Menarik untuk Anda amati.
Tarian selama upacara salah satunya adalah kedang belek dimana yang paling populer. Dimainkan dua musisi menggunakan drum besar saat berhadapan serta batek baris yang menampilkan prosesi militer yang biasanya diadakan di kota Lingsar. Tarian ini mengenakan kostum tentara Hindia Belanda dengan senapan kayu.
Di Bayan, setahun sekali ada perayaan masjid jerami kuno yang disebut Bayan Beleq. Acara lain yang layak ditonton adalah Peresehan, tradisi setempat berupa perkelahian antara dua pria menggunakan tongkat rotan panjang dan perisai persegi kecil yang terbuat dari kulit sapi. Dahulu kegiatan ini merupakan peperangan sungguhan namun saat ini hanya dilakukan untuk menghibur wisatawan. Setiap tahun, sekitar bulan Februari, perayaan Bau Nyale diadakan dengan munculnya cacing laut di sepanjang Pantai Lombok yang diyakini membawa keberuntungan dan kemakmuran.


~ Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan ~

Masyarakat Pedesaan
        Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki fitur-fitur dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini fitur-fitur karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum. Yaitu:
·         Sederhana
·         Mudah curiga
·         Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
·         Memiliki sifat kekeluargaan
·         Lugas atau berbicara apa adanya
·         Tertutup dalam hal keuangan mereka
·         Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
·         Menghargai orang lain
·         Demokratis dan religious
·         Jika berjanji, akan selalu diingat
         Banyak orang membandingkan kehidupan di Kota dengan di Desa. Banyak orang lebih memilih hidup di Kota ketimbang di Desa dengan alasan lebih mudah mencari pekerjaan. Dengan modal nekad saja orang-orang kampung banyak yang urbanisasi ke kota-kota besar seperti Jakarta. Alhasil ke Kota pun tidak sesuai dengan harapan , malahan ke Kota hanya jadi pengangguran dan hanya jadi PRT saja. Tetapi tidak semua pekerjaan di Kota itu dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-hari.
            Di Desa saja masih bisa bekerja yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan lebih. Contoh saja petani , disaat musim panen tiba , mereka banyak menuai keuntungan yang sangatlah besar. Tapi semua itu tidak didapat dengan mudah melainkan harus kerja keras setiap harinya supaya  mendapatkan hasil yang bagus pada saat musim panen tiba. Akan tetapi pekerjaan di Desa itu lebih  identik dengan mengeluarkan tenaga yang lebih , seperti petani dimana dia bekerja di sawah yang terus terkena sinar matahari , semua itu dilakukan hanya sekedar meneruskan hidup.
            Tetapi kehidupan di Desa itu lebih nyaman daripada di Kota , selain udaranya yang masih segar dan belum terkena banyak polusi udara , di Desa juga masih banyak pemandangan-pemandangan yang indah untuk dilihat , tetapi tidak hanya itu saja , di Desa juga ada tidak enaknya , dimana masih jarangnya penduduk , tingkat pendidikan yang belum maksimal.

Masyarakat Perkotaan
Pengertian Masyarakat Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
·         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
·         Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya.
·         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
·         Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
·         Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
·         Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
·         Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar